Hello, Guys! Kali ini gue mau cerita tentang anak-anak gue (hewan peliharaan, maksudnya) yang kurang lebih sudah 3 tahun gue rawat dengan penuh cinta dan kasih sayang. Sebelum gue cerita, gue kasih info dulu tentang hewan apa yang sudah gue pelihara ini.
Yap, Petaurus breviceps atau bahasa kerennya Sugar Glider (SG) yang mungkin sudah tidak asing di telinga kalian merupakan hewan mamalia berkantung yang berasal dari kawasan Papua-Australia. Jadi, mamalia ini memang berkerabat dengan Possum, kangguru, koala, dan hewan mamalia khas Australia lainnya. Sesuai dengan namanya, Sugar Glider, hewan ini memang terlihat manis dan imut untuk dipelihara, dan jika diperhatikan sejenak, hewan ini memiliki ciri khas seperti tupai terbang, yaitu mempunyai sayap (glide). Jangan salah sangka ya, sayap disini bukan berarti sayap untuk terbang ya, tetapi membantu hewan ini untuk melompat tinggi dan jauh dari satu dahan ke dahan yang lain di alam liar.
Tubuh sugar glider ini memang sangat mungil, ukuran normal maksimum sugar glider adalah sebesar telapak tangan manusia dewasa. Tubuhnya yang mungil, diselimuti dengan bulu yang sangat halus seperti boneka berwarna abu-abu dengan garis hitam ini, dilengkapi dengan bola mata yang besar, moncong hidung kemerahan, dan ekor yang panjang ini membuat hewan ini begitu menggemaskan.
Untuk mengklarifikasi jenis kelamin SG ini sangatlah mudah, jika SG itu jantan, ia memiliki kepala yang pitak, dan terdapat lubang kecil di dadanya dengan ciri khas bau yang menyengat. Lubang ini berfungsi untuk mengeluarkan cairan khas SG untuk menandakan wilayah teritorial mereka. Dan jika SG itu betina, terdapat kantung untuk tempat berlindung anak-anak SG ketika sudah lahir, seperti kangguru.
Jantan (kiri) vs Betina (kanan) |
Di alam liar, hewan berkantung ini mengkonsumsi buah buahan yang manis (karena ini juga hewan ini disebut Sugar), beberapa macam serangga seperti jangkrik,ulat, dan belalang. Maka dari itu, hewan ini termasuk omnivora sehingga sangat mudah dipelihara karena memang hewan ini mau memakan apa saja.
Gue membeli sugar glider pertama gue, Sugi, SG jantan sekitar tahun 2014 di pasar burung Barito, Jakarta Selatan. Ditemani oleh Nadila, temen seperijib gue, gue membeli Sugi beserta kandangnya dengan harga kisaran 400-500 ribu rupiah. Memang hewan ini agak sedikit mahal karena penyebaran populasi nya yang jarang ditemukan di alam liar Pulau Jawa. Namun, sekarang sudah banyak yang memelihara hewan imut ini sehingga dapat mudah ditemukan sebagai hewan peliharaan.
Hari-hari gue menjadi sangat menyenangkan ditemani hewan yang sangat menggemaskan ini, hampir setiap hari gue kasih makan yang banyak, gue elus-elus, gue ajak main, bahkan sampe Sugi tertidur di atas tangan gue. Setelah satu tahun gue memelihara Sugi, gue merasa ada aura aura kejenuhan pada Sugi gue ini. Mungkin karena jomblo kali ya doi.. Berhubung SG adalah hewan yang hidup dalam berkelompok, akhirnya gue memutuskan untuk mencari jodoh si Sugi. Kebetulan, temen les bimbel gue adalah peternak SG, jadi, gue membeli SG kedua gue, Suli, yang sepantaran dengan Sugi, dan kandang baru yang lebih besar.
Malam pertama, gue melakukan pendekatan Sugi dengan Suli dengan 2 kandang yang berbeda tapi didekatkan, agar mereka dapat berkenalan dan tidak terjadi KDRT,loh....
Sekiranya mereka sudah terlihat cukup akrab, akhirnya gue menyatukan keduanya di kandang yang sama, dan hasilnya mereka cocok, maka pernikahan ini dianggap SAH.. Akhirnya, Sugi sudah tidak kesepian lagi karena sudah menemukan jodohnya. Dan ternyata, beberapa bulan kemudian akhirnya Suli mengandung anak pertamanya! Gue seneng banget bukan main karena keluarga gue akan kedatangan dedek bayi SG yang amat sangat menggemaskan. Bertepatan dengan bulan kelahiran gue, Susi akhirnya lahir dengan selamat dan berjenis kelamin betina. Dan menurut gue, ini adalah kado paling menggemaskan buat ulang tahun gue tahun ini.
Gue saat iu belum mempunyai pikiran untuk menjual joey (sebutan untuk SG kecil) ini karena masih sangat imut dan masih belum merasa tersulitkan untuk merawat 3 SG. hingga lima bulan kemudian Suli melahirkan anak kedua nya, yaitu Suki, SG betina yang sifatnya sangat kalem dan gue masih belum punya niatan untuk menjualnya. Dan akhirnya anak ketiga Suli lahir, Suci, gue berkepikiran untuk menjual anak-anak Suli karena gue sudah kuliah dan cukup sibuk, jadi memutuskan untuk memelihara tidak terlalu banyak, walaupun perawatannya yang sangat mudah. Dan sekarang, Suki, sudah tidak menempati kandang keluarga kecil SG gue, alias sudah terjual.
Sifat sifat SG gue ini bermacam macam. Ada yang kalem, pecicilan, crabbing mulu (crabbing adalah suara SG kalo dia merasa terancam)
Jadi, menurut gue, memelihara SG ini tidaklah rumit. Cukup dengan memberi makan (makanan yang sering gue kasih adalah bubur bayi rasa beras merah), membersihkan kandang, dan mengajak bermain! Jangan lupa, sesekali dibersihkan badannya menggunakan tisu/kain basah. Barangkali kalau kalian mau memelihara Sugar Glider bisa menghubungi gue, Susi dan Suci available to be adopted!
See you on the next post!
No comments :
Post a Comment