Greetings :)

What'd You Like To See?

Sunday, 2 April 2017

Perubahan Kebudayaan

          Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Menurut Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah :
  1. Kesenian
  2. Sistem teknologi dan peralatan
  3. Sistem organisasi masyarakat
  4. Bahasa
  5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
  6. Sistem pengetahuan
  7. Sistem religi
          Seiring dengan berjalannya waktu, disertai dengan teknologi yang berkembang pesat dimana kita menyebut era ini adalah era globalisasi, kebudayaan lokal asli negara kita ini sudah mulai memudar. Tentu karena dampak globalisasi tersebut, kebudayaan asing yang sudah mempengaruhi budaya lokal kita bercampur sehingga terjadilah perubahan kebudayaan. Banyak sekali contoh perubahan kebudayaan yang kita alami sehari-hari baik positif ataupun negatif yang kita alami sehari hari. Sebagai contoh, pada zaman sebelum penjajahan kolonial Belanda, masyarakat Indonesia belum mengenal pakaian setelan jas. Setelah kurang lebih 3,5 abad Belanda menjajah Indonesia, baru lah masyarakat kita sudah mengenal pakaian jas.

          Pada materi perkuliahan yang kali ini saya dapat, terdapat 2 jenis perubahaan kebudayaan yang dilihat berdasarkan aspek penerimaan terhadap kebudayaan baru tersebut.

  1. Kebudayaan yang Dapat Diterima

       Masyarakat tentu akan menerima suatu kebudayaan baru jika kebudayaan tersebut sangat membantu dalam kegiatan sehari-hari dan memberikan dampak positif bagi kehidupan. Perkembangan gadget adalah contoh sederhana yang dapat kita temui sehari-hari. Dengan adanya gadget, tentu aktivitas manusia menjadi sangat terbantu jika kita dapat memanfaatkannya dengan cermat. Dapat kita simpulkan bahwa kebudayaan yang dapat diterima oleh masyarakat adalah kebudayaan yang sudah diterapkan dalam keseharian dan memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia, serta tidak mengubah nilai moral, idealisme, nilai budaya lokal, serta etika dalam bermasyarakat.

  2. Kebudayaan yang Tidak Dapat Diterima

       Suatu kebudayaan baru yang tidak dapat diterima dalam lingkungan masyarakat disebabkan karena kebudayaan tersebut bertentangan dengan nilai adat, moral, agama, estetika, nilai budaya lokal, tata krama, hingga hukum. Globalisasilah penyebab terbesar yang menyebabkan nilai-nilai budaya negatif dari luar, masuk ke Indonesia. Sebagai contoh, saat ini, masyarakat Indonesia yang terkenal dengan "ramah-tamah" nya di mata dunia, kini sudah tunduk pada kecanggihan teknologi masing, masing. Mereka asyik menikmati dunia dalam genggaman tanpa bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. 
          Jadi, pada era modern seperti ini, tentu akan sangat banyak budaya-budaya asing yang akan masuk ke lingkungan kita. Sebagai masyarakat yang bijak, tentu kita harus selektif memilih kebudayaan-kebudayaan tersebut agar kita tidak terjebak dengan jalan yang kita pilih. Sebaiknya kita mempertimbangkan suatu kebudayan yang baru yang masuk dalam lingkungan masyarakat dengan melihat apakah kebudayaan tersebut mengandung nilai-nilai yang dianut oleh kebudayaan Indonesia atau tidak.

No comments :

Post a Comment