Greetings :)

What'd You Like To See?

Sunday, 4 June 2017

After Hurricanes ๐ŸŒฉ️ , Comes A Rainbow ๐ŸŒˆ

     Mungkin beberapa dari kalian ada yang membaca judul postingan ini dan teringat dengan lagu "Katy Perry - Firework". Yap, betul sekali, lagu tersebut memang memiliki pesan yang cukup kuat untuk membuat seseorang bangkit dari masa kelamnya. Disini, gue ingin berbagi pengalaman ketika gue sedang berada di tahun tahun terberat yang mungkin pernah gue rasain sampai sekarang ini. Postingan ini gue tujukan untuk lo semua terutama SMA/SMK angkatan 2017 yang sedang menjadi ujung tombak dan harapan terbesar bagi orang tua.

     Saat pengumuman kelulusan tiba, tentu semua orang sangat mengharapkan predikat kelulusan tersebut dengan nilai yang cukup memuaskan, dengan pengumuman SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) berstatus diterima, atau, mendapatkan predikat kelulusan pada SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) maupun Ujian Mandiri PTN yang diselenggarakan oleh pihak kampus. Mungkin bagi yang belum tau perbedaan seleksi-seleksi yang gue sebutkan tadi, gue akan menjelaskan secara singkat definisi dan teknis dari seleksi tersebut.


  • SNMPTN

    SNMPTN merupakan jalur masuk PTN melalui seleksi nilai rapor dari semester 1 sampai 5. Dan menurut gue, seleksi ini merupakan seleksi yang gaib, karna kita tidak tahu pasti apakah kita lolos seleksi atau tidak. Beberapa ada yang bilang, kualitas alumni pada PTN yang kita tuju, peringkat nilai rata-rata kelulusan sekolah dalam satu wilayah, posisi sekolah atau rumah tinggal, grafik nilai rapor hingga sertifikat yang kita punya merupakan poin poin yang harus diperhatikan dalam memilih PTN yang dituju. Tapi, tidak semua siswa di sekolah dapat mengikuti seleksi ini, melainkan 75% peringkat tertinggi di sekolah yang berhak mengikut seleksi ini (untuk sekolah negeri). Namun, berdasarkan pengalaman gue yang lulus di tahun 2016 ini, seleksi ini sangat lah gaib, hanya doa, doa, doa, doa, dan faktor keberuntungan yang dapat meloloskan kita pada tahap ini.
  • SBMPTN

    SBMPTN adalah jalur selanjutnya bagi siswa yang belum beruntung untuk lolos pada tahap SNMPTN dan siswa yang tidak mendapatkan jatah untuk mengikuti SNMPTN. Pada tahap ini seleksi yang dilakukan berupa tes, dengan subjek TPA (Tes Potensi Akademik) dan Peminatan (SAINTEK atau SOSHUM). Namun, disini yang berhak mengikuti tes tidak hanya siswa yang lulus pada tahun tersebut saja, melainkan alumni yang tahun kelulusannya terhitung 2 tahun diatas tahun tersebut. Dan tentu, mahasiswa yang ingin mencoba peruntungan di kampus atau jurusan lain dapat mengikuti tes seleksi ini. Bayangkan saja betapa banyaknya saingan yang memperebutkan posisi untuk mendapatkan kursi pada PTN. Dari 721.326 peserta, 126.804 orang dinyatakan lulus dan menyisakan 2.913 kursi tak terpakai dari seleksi ini.* Maka dari itu, pada tahap SBMPTN ini, jika lo tidak mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Tentu tes ini sangatlah sulit dan level kesulitannya pun 2 kali diatas Ujian Nasional.

  • Ujian Mandiri (UMPTN)

    Tahap ini merupakan tahap opsional dari tiap masing-masing kampus untuk melakukan penyelenggaraan seleksi masuk dan teknis pelaksanaannya pun berbeda di tiap kampus. Ada yang menyelenggarakan dan tidak, tes di kampus langsung atau di beberapa titik yang ditentukan, ada yang lebih sulit dari SBMPTN dan lebih mudah dari Ujian Nasional, ada yang menggunakan tes dan menggunakan nilai SBM. Semua pelaksanaannya ditentukan sendiri oleh masing masing kampus.
   
     Mengapa PTN? Karena, beberapa orang berasumsi bahwa PTN dapat menjamin kehidupan setelah lulus kuliah nanti. Padahal, yang menentukan keberhasilan setelah kelulusan itu ya kembali pada diri sendiri dari segi usaha dan doa serta restu orang tua. Kedua, biaya yang ditawarkan untuk berkuliah di PTN rata-rata tidak terlalu mahal dan dapat meminta keringanan biaya bagi yang merasa keberatan, dan beberapa faktor lain yang membuat semua orang ingin duduk di bangku PTN.

      Perjuangan gue dimulai beberapa saat setelah Trip to Malang (part 1) (part 2) berakhir. Ya, setelah sedikit refreshing. Gue harus mengejar beberapa materi yang tertinggal di kelas bimbel PTN karena gue yang kurang beruntung untuk diterima di jalur SNMPTN. 6 hari dalam seminggu selama kurang lebih 2 bulan, dengan 2 sesi kelas per hari, disertai dengan try out harian dan mingguan, terdengar cukup melelahkan, bukan? Namun gue tetep semangat untuk terus berjuang agar usaha gue dan harapan orang tua gue terkabul, yaitu masuk PTN. Hasil try out yang memang tidak terlalu mengecewakan, bahkan, posisi ranking try out gue lebih sering berada di 10 peringkat teratas, cukup membuat gue percaya diri. Gue sangat lemah dalam soal SBMPTN di bidang Saintek, namun yang membuat nilai rata-rata gue lebih adalah TKPA. Memang gue lebih suka ngerjain soal TKPA ketimbang soal Saintek yang memerlukan analisis dan kekritisan yang lebih, karena disini soal TKPA hanya bermain asah otak dan logika serta kemampuan literatur.

     Pada saat hari H SBMPTN, gue jatuh sakit, saat itu gue demam cukup tinggi disertai kepala yang cenat cenut, dan badan lemes menemani gue mengerjakan tes tersebut. Dan saat itu pun, rasa pesimis gue muncul, gue hanya bisa berdoa dan berharap agar mendapatkan keberuntungan. 2 hari kemudian, gue mengikuti UMPTN Universitas Diponegoro dalam keadaan yang sedikit membaik dan akan dilanjutkan dengan SIMAK UI keesokan harinya. Pada saat SIMAK UI berlangsung, gue pun terkena penyakit campak yang disertai demam dan gatal gatal, gue kembali pesimis pada jalur ini karena tidak fokusnya gue mengerjakan tes.


Ujian tertulis seleksi masuk PTN*


     Tibalah saat pengumuman tiba, hari yang ditunggu tunggu oleh siswa yang melamar di beberapa PTN pilihannya. Dan gue sudah menduga, semua pengumuman baik dari SBMPTN, SIMAK UI, dan UM UNDIP, mengucapkan mohon maaf dan terus berjuang. Lo tau betapa broke nya gue saat itu, dan bahkan orang tua gue "cukup" kecewa dengan hasil ujian yang ada. Itu adalah momen yang sangat memberatkan waktu Ramadhan tahun lalu. Suasana satu rumah pun juga cukup tegang. Namun, gue ngga boleh patah semangat, gue harus mengejar UMPTN yang tersisa, gue pun merencanakan beberapa pilihan mulai dari UNS, UPN, PNJ, hingga UB yang secara teknisnya ujian langsung di UB itu sendiri, yaitu di Malang. Cukup berjuang gue sudah mengikuti berbagai macam tes dengan segala biaya yang sudah dikeluarkan untuk mengikuti tes tersebut. Dan lagi lagi, berbagai macam permintaan maaf keluar dari hasil pengumuman UMPTN tersebut.

     Gue juga mencoba salah satu akademi sekolah tinggi yaitu STMKG, kali ini gue tidak gagal, namun gue sudah gugur sebelum bertempur. Pendaftaran sudah, uang registrasi terbayarkan, mengisi biodata sudah, dan ternyata karena gue yang pada saat itu daftarnya mepet banget, jadwal mengirimkan biodata sudah melebih tenggat waktu

     Disini gue sudah cukup dengan yang namanya PTN, sekarang gue ingin mencoba peruntungan di PTS yang notabene nya memang rata-rata PTS yang menarik mahasiswa untuk mendaftar. Pertama, gue mencoba mendaftar di Telkom University, pada saat pendaftaran dan sudah membayar, ada option jalur yang ingin kita lewati antara melalu nilai rapor atau tes tertulis, berhubung tes tertulis yang cukup jauh di Bandung, gue mengambil jalur nilai rapor. Namun, akibat kecerobohan gue lagi, ternyata jalur yang gue pilih sudah lewat tenggat waktu. Dan tidak bisa memilih kembali jalur tes. Jika mau, harus membayar registrasi pendaftaran lagi. Poor me....

Baru 30 persen dari seluruh alumni sekolah yang
bisa menikmati bangku kuliah*

     Pilihan terakhir gue, adalah kampus yang menaungi gue untuk menimba ilmu saat ini, Universitas Gunadarma. Alasan pertama gue memilih Gundar adalah, yang pertama, lokasi tidak jauh dari rumah, kedua, jurusuan. Tetapi jujur saja, dari awal seleksi PTN gue selalu memilih hal yang berbau Biologi/Kimia dan Komputer, maka ketika seleksi PTN gue banyak mengambil jurusan kedokteran yang memang persaingannya sangat ketat, dan karena gue tidak mau mengambil ilmu Biologi murni, gue mengambil jurusan Bioproses dan Lingkungan. Saat itu gue masih belum yakin dengan pilihan gue, gue hanya mengikuti alur, bukan mengikuti kata hati, karena saat itu gue masih belum menemukan passion gue dimana, minat prodi kuliah gue apa. Harus gue akui, gue memang masih bingung saat itu. Maka dari itu, gue melakukan survei tentang Universitas Gunadarma ini melalui kerabat gue yang sudah kuliah di sana. Gue menanyakan mulai dari jurusan yang unggul, akreditasi, banyaknya peminat, dan biaya. Berdasarkan survei gue tersebut, gue memutuskan untuk mengambil prodi Sistem Informasi tanpa gue memikirkan apakah gue bisa survive di prodi ini atau tidak, prospek kerjanya apa, dan mata kuliah yang ditawarkan seperti apa. Yang penting ini jurusan yang unggul di kampus tersebut, peminatnya banyak, istilah "ngoding" pun cukup familiar dalam dunia perkomputeran yang kebetulan gue punya sedikit minat di dunia komputer, dan menurut rumor, telah diakui oleh beberapa pihak bahwa Sistem Informasi Universitas Gunadarma memang sangat baik akreditasinya.

     Setelah daftar dan tes, tentu gue diterima di Universitas Gunadarma. Betapa bahagianya gue akhirnya setelah beberapa tes menyatakan maaf, baru kali ini gue diucapkan selamat. Dan ternyata, setelah gue menjalani masa perkuliahan selama baru 2 semester ini, gue merasakan cukup enjoy dengan prodi ini, matkul pada prodi yang gue ambil pun ternyata cukup sinkron dengan otak gue. Sangat berbeda ketika gue menghadapi SAINTEK (Biologi, Fisika, Kimia) yang cukup membuat otak gue ngebul. Dan gue merasa sangat cocok (baru semester 2 kok, belom ketemu aja pait paitnya nanti, biarin aja dulu mumpung masih seneng ngampus hehehehe) di Sistem Informasi ini. Dan beberapa prinsip yang gue jalani untuk sekarang ini adalah, ikuti alur yang ada, jalani dengan ikhlas, mungkin rejeki gue memang di Gunadarma, dan semoga memang passion dan minat gue dapat gue temuin di Universitas Gunadarma ini.

     Nah, untuk lo semua yang memang tidak mencapai target untuk menempuh pendidikan jenjang tinggi yang dituju, jangan takut untuk mencoba hal yang baru, selalu berdoa kepada Yang Maha Esa agar dapat diberi jalan dan hidayah dari kebimbangan yang  ada saat ini. Kita mungkin sudah menyiapkan suatu rencana sematang-matangnya, namun rencana Tuhan merupakan rencana cadangan yang memberikan dampak positif kepada lo untuk kedepannya. Tetap semangat dan jangan meyerah!


*dikutip dari berbagai sumber

See you on the next post! Ciao ๐Ÿ˜‰

No comments :

Post a Comment